Diktat Logika Matematika
Sebelum Ini Sistem Boolean Setelah Ini


I. Sistem Boolean

Daftar Isi
I.1 Himpunan
I.2 Operator Boolean
I.3 Simbol 1 dan 0
I.4 Aljabar Boolean
I.5 Hukum Aljabar Boolean
I.6 Hukum Turunan Aljabar Boolean
I.7 Sifat Dual Aljabar Boolean
I.8 Aljabar Boolean Untuk 1 dan 0


I.1 Himpunan

Sistem boolean bersandar pada teori himpunan. Himpunan adalah kumpulan objek. Objek dapat berupa apa saja.
Misalnya A adalah sebuah himpunan yang memiliki anggota (disebut elemen) bilangan prima yang lebih kecil daripada 10

A = {2,3,5,7}

Notasi { dan } digunakan untuk menandakan himpunan.

Contoh : B adalah himpunan dengan anggotanya adalah bilangan ganjil lebih kecil daripada 10 maka
B = {1,3,5,7,9}

Himpunan yang dipakai dalam sistem boolean adalah himpunan crisp. Yang artinya apabila terdapat objek x dan himpunan A maka x dapat dinyatakan sebagai (pilih salah satu) anggota himpunan A atau bukan anggota himpunan A

atau

Kita tidak akan membahas himpunan lebih jauh, anda akan mendapatkan topik ini lebih dalam pada mata kuliah matematika diskrit

[Kembali ke Atas]

I.2 Operator Boolean

3 Operator dikenal di sistem Boolean. Yaitu
No Operator Keterangan
1 + (baca : tambah logika) Operator + merupakan operator binary (membutuhkan 2 operand).
Apabila A dan B adalah himpunan maka
A+B adalah himpunan dengan elemen merupakan elemen A atau elemen B
Dalam kata lain, A + B ekivalen dengan A union B
2 . (baca : perkalian logika) Operator . merupakan operator binary (membutuhkan 2 operand).
Apabila A dan B adalah himpunan maka
A.B adalah himpunan dengan elemen merupakan elemen A dan elemen B
Dalam kata lain, A.B ekivalen dengan A intersects B
3 ' (baca : komplemen) Operator ' merupakan operator unary (membutuhkan 1 operand).
Apabila S adalah himpunan semesta maka
A' adalah himpunan dengan elemen merupakan bukan elemen A

[Kembali ke Atas]

I.3 Simbol 1 dan 0

Selain 3 operator, sistem boolean menggunakan simbol 1 dan 0.
1 melambangkan himpunan semesta. Himpunan semesta dapat dianggap sebagai himpunan dengan anggota segala sesuatu. Namun, dalam prakteknya semesta selalu dianggap sebagai semesta kecil (himpunan bagian dari semesta).
0 melambangkan ketiadaan atau himpunan kosong.

Contoh :
Misalnya Semesta adalah bilangan asli dari 1 sampai dengan 10 atau
S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}
Didefinisikan A adalah himpunan bilangan ganjil pada semesta S
A = {1,3,5,7,9}
B adalah himpunan bilangan genap pada semesta S
B = {2,4,6,8,10}
dan C adalah himpunan bilangan prima pada semesta S
C = {2,3,5,7}
maka
A+B = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} = 1
A+C = {1,2,3,5,7,9}
A.B = {} = 0
A.C = {3,5,7}
C' = {1,4,6,8,9,10}

[Kembali ke Atas]

I.4 Aljabar Boolean

Sesuatu A disebut aljabar boolean sebagai himpunan yang terdiri dari S (Semesta), operator +,. dan ' serta simbol 1 dan 0.
Atau sering dilambangkan
A = < S.+,.,',1,0 >
Aljabar boolean juga menggunakan simbol tambahan yaitu (,) dan =.
( dan ) digunakan untuk membuat presedens tertinggi.Sedangkan, '=' digunakan untuk penugasan nilai.

[Kembali ke Atas]

I.5 Hukum Aljabar Boolean

Hukum-hukum berikut ini merupakan aksioma di dalam aljabar boolean (sesuatu yang benar tanpa bukti).
Hukum Arti
Komutatif A + B = B + A
A.B = B.A
Assosiatif A + (B + C) = (A + B) + C
(A.B).C = A.(B.C)
Distributif A + (B.C) = (A+B).(A+C)
A.(B+C) = (A.B) + (A.C)
Identitas A.1 = A
A + 0 = A
Komplemen A + A' = 1
A.A' = 0
[Kembali ke Atas]

I.6 Hukum Turunan Aljabar Boolean

Hukum-hukum berikut ini merupakan hukum hasil turunan aksioma di dalam aljabar boolean (bukti diturunkan dari aksioma).
Hukum Arti
Idempotensi A + A +... + A = A
A.A. ... .A = A
Involusi (A')' = A
Perkalian 0 / Pertambahan 1 A.0 = 0
A + 1 = 1
Komplemen 1 dan 0 1' = 0
0' = 1
Peleburan X + XY = X
X . (X+Y) = X
De Morgan ( X + Y )' = X'.Y'
(X .Y)' = X' + Y'


Bukti Hukum Idempotensi
A.A.A. ... A = A dapat dibuktikan melalui A.A = A
A.1 = A Hukum Identitas
A.(A+A') = A Hukum Komplemen
(A.A) + (A.A') = A Hukum Distributif
(A.A) + 0 = A Hukum Komplemen
A.A = A Hukum Identitas (Q.E.D)


Bukti Hukum Peleburan
X + XY = X
X.1 + XY = X Hukum Identitas
X.(1+Y) = X Hukum Distribusi
X.1 = X Hukum Pertambahan 1
X = X Hukum Identitas (Q.E,D)
[Kembali ke Atas]

I.7 Sifat Dual Aljabar Boolean

Perhatikan setiap hukum Aljabar Boolean selalu bersifat dual.
Artinya apabila suatu hukum berlaku terhadap operator +,. dan 1 maka hukum tersebut juga berlaku dengan mengubah operator
+ menjadi . dan sebaliknya . menjadi +
dan 1 menjadi 0 dan sebaliknya 0 menjadi 1

[Kembali ke Atas]

I.8 Aljabar Boolean Untuk 1 dan 0

Langsung dari hukum-hukum aljabar, terdapat hukum-hukum turunan yang variabelnya bernilai 1 atau 0 seperti berikut ini :
1 + 1 = 1 (Idempotens)
1 + 0 = 1 (Identitas)
0 + 1 = 1 (Identitas + Komutatif)
0 + 0 = 0 (Idempotens / Identitas)


Untuk operator . diperoleh hukum-hukum
1 . 1 = 1 (Idempotens / Identitas)
1 . 0 = 0 (Hk Perkalian 0)
0 . 1 = 0 (Hk Perkalian 0)
0 . 0 = 0 (Idempotens)

[Kembali ke Atas]

Sebelum Ini Daftar Isi Setelah Ini
Sillabus   Fungsi Boolean